PENTINGNYA MENERAPKAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM PERUSAHAAN

 

PENTINGNYA MENERAPKAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM PERUSAHAAN

 

NAMA : ATIKA NAFRIDAYANTI

KELAS : 1EB16

NPM : 21213479

TOPIK : PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN BAGI PERUSAHAAN

PENDAHULUAN

 

LATAR BELAKANG :

Kemajuan di bidang industri mengharuskan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut. Kondisi ini menyebabkan perusahaan berlomba-lomba melakukan inovasi inovasi terhadap produknya. Setiap industri tentunya ingin tetap mempertahankan entitas bisnisnya dalam kondisi bagaimanapun termasuk ditengah kondisi perekonomian diera globalisasi. Berbagai strategi dilakukan agar industri tetap eksis didunia bisnis.

Di era ekonomi modern seperti saat ini, banyak sekali pembicaraan tentang lingkungan seperti global warming, dan kegiatan industry yang memberi dampak banyak terhadap lingkungan disekitar. Adanya permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Permasalahan lingkungan akibat proses produksi perusahaan banyak ditemukan misalnya pada kasus pencemaran lingkungan yang menyebabkan menurunnya kadar kualitas air di sekitar industry yang berdekatan dengan rumah penduduk. Dari permasalahan perusahaan manufaktur di Indonesia ini menyebabkan sebuah lingkungan bisnis yang mampu mempertahankan proses bisnisnya oleh sebab itu perusahaan membuat strategi agar tercapai Going Concern (Going Concern; gagasan dalam akuntansi bahwa bisnis harus dinilai atas dasar asumsi bahwa ia akan terus ada dan dapat menggunakan aset-asetnya sesuai peruntukannya) dan Sustainable development.

Akuntansi lingkungan mencatat transaksi yang bersifat tidak timbal balik, seperti polusi, kerusakan lingkungan atau hal-hal negatif dari aktivitas perusahaan. Keterbatasan tersebut akan terasa terutama jika sistem akuntansi tersebut dihubungkan dengan operasi bisnis yang terkait dengan pengelolaan lingkungan. Biaya-biaya terkait lingkungan umumnya adalah biaya pengelolaan limbah, pembuangan limbah, pembuangan instalasi, biaya kepada pihak ketiga, biaya perijinan dan sebagainya.

 

RUMUSAN MASALAH

Penerapan akuntansi manajemen lingkungan adalah sebagaisuatu inovasi akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi perusahaan yang berkaitan dengan kinerja lingkungan. Selain itu, penerapan akuntansi manejemen lingkungan ternyata menjadi penggerak terhadap inovasi yang dilakukan perusahaan (Ferreira et al, 2009). Untuk dapat meminimalisir dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan perusahaan, inovasi merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Bukan hanyan manfaat untuk mengatasi masalah lingkungan saja akan tetapi pada kenyataannya inovasi produk sesuai perkembangan teknologi menjadi tumpuan utama perusahaan untuk bersaing di pasar. Hampir semua perusahaan kini berlombalomba untuk mengeluarkan produk terbaru sesuai dengan perkembangan saat ini. Dari latar belakang diatas kita bisa merumuskan masalah :

  1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Manajemen Lingkungan ?
  2. Apakah alasan EMA sangat bermanfaat bagi indrustri?
  3. Apa dampak lingkungan terhadap belum diterapkannya akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan?
  4. Bagaimana meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan tersebut bagi rumah penduduk di sekitarnya?
  5. Pendekatan apa saja dalam merumuskan EMA?

TUJUAN PENULISAN

Meningkatnya kesadaran sebuah organisasi bisnis akan dampak lingkungan yang dihasilkan perusahaan telah mendorong sebuah perusahaan menerapkan akuntansi manajemen lingkungan sehingga dianggap sangat bermanfaat bagi keberlanjutan suatu perusahaan. Tujuan dari penulisan ini adalah:

  • Mengetahui pengaruh apakah yang dari Akuntansi Manajemen Lingkungan bagi perusahaan.
  • Mengetahui apakah penerapan Akuntansi Manajemen memiliki pengaruh terhadap inovasi perusahaan.
  • Mengetahui strategi perusahaan melihat masalah yang ada yang mempengaruhi lingkungan.

 

 

LANDASAN TEORI

PEMBAHASAN

  1. 1.     Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan

 

Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management Accounting) merupakan salah satu sub sistem dari akuntansi lingkungan yang menjelaskan sejumlah persoalan mengenai persoalan penguantifikasian dampak dampak bisnis perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi manajemen lingkungan juga dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan.

 

The International Federation of Accountants (1998) dalam Ikhsan (2009) mendefinisikan akuntansi manajemen lingkungan sebagai: “Pengembangan manajemen lingkungan dan kinerja ekonomi seluruhnya serta implementasi dari lingkungan yang tepat – hubungan sistem akuntansi dan praktik. Ketika ini mencakup pelaporan dan audit dalam beberapa perusahaan, akuntansi manajemen lingkungan khususnya melibatkan siklus hidup biaya, akuntasni biaya penuh, penilaian keuntungan dan perencanaan strategic untuk manajemen lingkungan.” The United Nations Divisions for Sustainable Development (UNDSD)

 

Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management Accounting) merupakan salah satu bidang disiplin ilmu akuntansi yang aktivitasnya bertujuan memberikan informasi pada manajemen atas pengelolaan lingkungan dan dampaknya terhadap biaya produksi. Akuntansi manajemen lingkungan diharapkan akan menjadi salah satu rangkaian sistem yang bertujuan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Sehingga tercapai model pengukuran kinerja yang seimbang antara ukuran financial profit dengan kinerja pengelolaan lingkungan.

EMA dirumuskan berdasarkan dua pendekatan yaitu pertama prosedur aliran fisik atas konsumsi dan pembuangan material dan energi (material flow balance procedure), kedua prosedur pengukuran nilai atas biaya, penghematan dan pendapatan (monetary procedure) yang berhubungan dengan kemungkinan dampak lingkungan. Kedua pendekatan tersebut sebagai dasar dalam mengidentifikasi, mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan. Bagi manajer hal ini penting sebab selain dapat dihasilkan harga pokok produksi yang tepat atas lokasi biaya lingkungan, juga sebagai dasar pengendalian biaya lingkungan dimasa yang akan datang. Sehingga dapat dihasilkan produk yang ramah lingkungan.

EMA dapat mendukung system pengelolaan lingkungan dan pengambilan keputusan dengan tujuan perbaikan target dan pemilihan investasi. Kinerja keuangan dan kinerja lingkungan merupakan indikator penting untuk mengendalikan dan menjadi pedoman dalam pencapaian tujuan.

 

Akuntansi lingkungan mengidentifikasi, menilai dan mengukur aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dalam rangka memelihara kualitas lingkungan hidup sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga perusahaan tidak bisa seenaknya untuk mengolah sumber daya tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam tergantung perspektif para profesional dan orientasi fungsional para praktisi.

Aspek-aspek yang menjadi bidang garap akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut:

1)     Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.

2)     Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan alternatif solusinya.

3)     Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.

4)     Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan, sistem pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.

5)     Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan (revenue) apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan lingkungan.

6)     Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal perusahaan.

7)     Upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan lingkungan.

8)     Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya dalam konteks non keuangan khususnya ekologi.

 

2.    Tujuan alasan EMA sangat bermanfaat bagi indrustri

 

Alasan EMA sangat bermanfaat bagi industry antara lain:

1)      Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan bahan-bahan, termasuk polusi/sisa volume, jenis-jenis lain dan sebagainya.

2)      Kemampuan mengidentifikasi, mengestimasi, mengalokasikan, mengatur atau mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan lingkungan.

3)      Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela, penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Bukan malah makin mencemarkan lingkungan.

4)      Informasi yang menyelruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan, seperti meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, pemerintah dan penyedia keuangan.

 

3.      Bagaimana dampak lingkungan terhadap belum diterapkannya akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan

 

Adanya permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Permasalahan lingkungan akibat proses produksi perusahaan banyak ditemukan misalnya pada kasus pencemaran lingkungan yang menyebabkan menurunnya kadar kualitas air di sekitar industry yang berdekatan dengan rumah penduduk.

 

Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap. Karena secara biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya umum, pada saat diperlukan, akan menjadi sulit untuk menelusuri biaya sebenarnya dari proses, produk atau lini produksi tertentu. Jika biaya umum dianggap tetap, biaya limbah sesungguhnya merupakan biaya variabel yang mengikuti volume limbah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat produksi.

 

Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas bahan baku yang terbuang. Berapa sebenarnya biaya limbah? Sebelum diterapkannya akuntansi manajemen lingkungan akan menghitungnya sebagai biaya pengelolaannya, yaitu biaya pembuangan atau pengolahan. Tetapi setelah menerapkan EMA, EMA akan menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada biaya yang selama ini diperhitungkan.

 

 4.     Bagaimana meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan tersebut bagi rumah penduduk di sekitarnya?

 

Perusahaan dapat menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya) daripada biaya yang selama ini diperhitungkan. Dan dapat meminimalisirkan pemakaian bahan agar tidak terbuang percuma dan akhirnya menjadi limbah.

Perusahaaan bisa meminimalisirkan dengan biaya yang di perkecil.

Biaya lingkungan dalam perusahaan sangat perlu di perhatikan untuk meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang berakibat juga terhadap perusahaan. Biya lingkungan berhubungan dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan. Dengan definisi ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan mnjadi empat kategori:

  • Biaya pencegahan (prevention cost)

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh-contoh aktivitas pencegahan adalah evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan,

pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem manajemen lingkungan, daur ulang produk, dan pemerolehan sertifikasi ISO 14001.

 

  • Biaya deteksi (detection cost)

Adalah biayabiaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tudak. Standard lingkungan dan prosedur yang diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara yaitu peratuan pemerintah, standar sukarela (ISO 14001) yang dikembangkan oleh International Standards organization, dan kebijakan lingkungan yang dikembangkan oleh manajemen. Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses agar ramah lingkungan, pengembangan ukuran kinerja lingkngan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja lingkungan dari pemasok, dan pengukuran tingkat pencemaran.

 

  • Biaya kegagalan internal (internal failure cost)

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika diproduksi. Aktivitas kegagalan internal bertujuan untuk memastikan bahwa limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar dan untuk mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati standar lingkungan. Aktivitas kegagalan internal misalnya pengoperasian peralatan ntuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk memproduksi limbah, dan daur ulang sisa bahan.

 

  •  Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)

Adalah biaya biaya untk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan.

 5.     Pendekatan apa saja dalam merumuskan EMA?

 

Terdapat dua pendekatan dalam merumuskan EMA :

a)      Monetary Accounting (berbasis pada monetary procedure) merupakan upaya mengidentifikasi, mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan berdasarkan perilaku aliran keuangan dalam biaya tersebut.

b)      Physical Accounting (berbasis pada material flow balance procedure) adalah suatu pendekatan untuk mengidentifikasi berbagai perilaku sumber biaya lingkungan. Hal ini akan berguna bagi manajemen untuk dasar alokasi biaya lingkungan yang terjadi.

 

EMA merupakan konsep komprehensif untuk mengidentifikasi sumber biaya dan mengukur biaya lingkungan. Menurutnya limbah menjadi mahal bukan karena biaya pembuangannya, tetapi karena terbuangnya nilai beli bahan. Sehingga limbah merupakan pertanda inefisiensi produksi. Namun EMA mempunyai kelemahan, yaitu kurang bakunya definisi atas biaya lingkungan dan tarikan kepentingan dari pihak manajemen dalam melaporkan biaya lingkungan.

 

 

PENUTUP

KESIMPULAN

Pentingnya menerapkan akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan karena jika tidak diterapkan mempunyai banyak dampak baik bagi lingkungan ataupun bagi perusahaan itu sendiri. Akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan mengetahui sumber daya dan mengukur biaya lingkungan.

SARAN

  1. Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan dampak dari limbah yang di akibatkan oleh perusahaan manufaktur dengan menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan bagi perusahaan.
  2. Dan seharusnya juga perusahaan tidak menerapkan akuntansi Manajemen Lingkungan dalam perusahaan sangatlah berdampak pada lingkungan disekitarnya dan merugikan pihak perusahaan dalam pengelolaan limbah biaya yang sebenarnya masih bisa di gunakan yang menguntungkan perusahaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Rustika, Novia. 2011. Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan Strategi Terhadap Inovasi Perusahaan [SKRIPSI].  Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Sundari, Sri. 2010. Peran Akuntansi Manajemen Dalam Pengukuran dan Implementasi Strategi Perusahaan [JURNAL].

Adoll, King. 2013. AKUNTANSI LINGKUNGAN: DAMPAK ISU LINGKUNGAN TERHADAP AKUNTANSI MANAJEMEN.

Nugraha, Ilham. 2005. MODEL IMPLEMENTASI AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM KERANGKA EFESIENSI BIAYA PRODUKSI DI PT. PUPUK KUJANG (Persero) CIKAMPEK [SKRIPSI]. MALANG : Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ekonomi.

 

NAMA : ATIKA NAFRIDAYANTI

KELAS : 1EB16

NPM : 21213479