Nilai Tukar Uang di Indonesia

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya. Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah : laju inflasi relative, tingkat pendapatan relative, suku bunga relative, kontrol pemerintah, ekspektasi nilai tukar dimasa depan.

Kurs di Indonesia

Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal , adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. Emiten dapat menawarkan Efek yang berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Jenis Efek yang lain adalah Sukuk, yang merupakan Efek Syariah, yakni akad dan cara penerbitannya sesuai dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. Pada umumnya, Emiten melakukan penawaran Efek melalui Pasar Modal untuk saham, obligasi, dan sukuk.

Perusahaan Publik adalah Perseroan Terbatas seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan Penawaran Umum dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Atas Pernyataan Pendaftaran tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif yang menunjukkan kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan persyaratan atas Pernyataan Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Pernyataan efektif tersebut bukan sebagai izin untuk melakukan Penawaran Umum dan juga bukan berarti bahwa Otoritas Jasa Keuangan menyatakan informasi yang diungkapkan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup.

Sumber :

http://www.ojk.go.id/emiten-dan-perusahaan-publik

Pasar Modal, Penulis: Drs. Rusdin,M.Si., Penerbit: Alfabeta

Pengantar Pasar Modal, penulis : Pandji Anoraga,S.E., M.M ; Piji Pakarti, S.E, penerbit: Rineka Cipta

Ibu Pergi Ke Pasar

Ibu pergi ke pasar. Ibu diantar Tika dengan mengendarai sepeda motor.

S     P         K             S       P         O                             K

Ibu dan ayah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit.

S                     P                                            K

Setelah tiba di pasar Tika menunggu di tempat parkir dan ibu berbelanja.

P                 K         S             P                   K                           S         P

Ibu berbelanja berbagai jenis bahan makanan.

S             P                                 O

Selesai berbelanja ibu segera manemui Tika di tempat parkir.

K                   P           S               P                   O               K

Ibu dan Tika segera pulang ke rumah.

S                                P                   K

Di rumah ibu merapihkan barang belanjaannya.

K                 S             P                     O

Dirumah, Ayah meminta ibu menyiapkan camilan dan teh.

S             P         O         P                       O

Kemudian, mereka menyantapnya bersama.

K                       S             P                       O

 

INFLASI di INDONESIA

Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

  • Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:
  1. Interaksi permintaan-penawaran
  2. Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang
  3. Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
  • Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :
  1. Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

2. Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) :

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Determinan Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut. Demikian halnya pada saat penentuan UMR, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan.

Pentingnya kesetabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.ChartImg.axd

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)

Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Oktober 2015 6.25 %
September 2015 6.83 %
Agustus 2015 7.18 %
Juli 2015 7.26 %
Juni 2015 7.26 %
Mei 2015 7.15 %
April 2015 6.79 %
Maret 2015 6.38 %
Februari 2015 6.29 %
Januari 2015 6.96 %
Desember 2014 8.36 %
Nopember 2014 6.23 %
Oktober 2014 4.83 %
September 2014 4.53 %
Agustus 2014 3.99 %
Juli 2014 4.53 %
Juni 2014 6.70 %
Mei 2014 7.32 %
April 2014 7.25 %
Maret 2014 7.32 %

 

Sumber :

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Disagregasi.aspx

PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan transaksi-transakasi sehingga terbentuk catatan keuangan yang bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pemegang kepentingan. Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Pengertian Akuntansi menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan. akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:

  1. Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  2. Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
  3. Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

Setiap perusahaan memerlukan dua macam informasi tentang perusahaannya yaitu informasi mengenai nilai perusahaan dan informasi tentang laba/rugi usaha. Kedua informasi tersebut berguna untuk:

  1. Mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan.
  2. Mengetahui perkembangan ayau maju mundurnya perusahan.
  3. Sebagai dasar untuk perhitunngan pajak.
  4. menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memrlukan kredit dari bank atau pihak lain.
  5. Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh.
  6. Menarik minat investor saham jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas.

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Laporan keuangan adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan juga bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi. Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut:

  • Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi.
  • Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas.
  • Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.

Jenis Laporan Keuangan

  1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

  1. Laporan Laba Rugi

Menggambarkan kinerja aktivitas perusahaan untuk periode tertentu. Merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

  1. Laporan Perusahaan Modal

Menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan bersih perusahaan selama periode laporan. Jadi dapat dikatakan ekuitas perusahaan adalah merupakan nilai buku bersih atau kekayaan bersih perusahaan.

  1. Laporan Arus Kas

Menunjukkan penerimaan (sumber) dan pengeluaran (penggunaan) kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Laporan keuangan disuatu perusahaan tidak diperbolehkan di publikasikan kecuali untuk kepentingan tertentu. Tetapi bukan tidak mungkin jika ada perusahaan yang terang-terangan mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya. Laporan keuanagan juga digunakan sebagai alat atau media pertanggungjawaban mereka oleh manajemen dalam pengolahan perusahaann kepada pemilik ataupun pemegang saham.

Sumber :

Nainggolan,Parlin. Tujuan Analisis Laporan Keuangan. http://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/tujuan-analisis-laporan-keuangan_54f69108a33311b8068b4f72 . Diakses pada 21 Oktober 2015 17.35.

Yadiati, Winwin. 2007, Teori Akuntansi – Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. Kata kunci: contoh laporan, laporan keuangan, pendahuluan laporan, keuangan perusahaan, manajemen keuangan, akuntansi keuangan, sistem akuntansi, soal akuntansi, jurnal akuntansi, pengertian akuntansi, manajemen akuntansi, akuntansi biaya, akuntansi dasar.